Terkadang rasa kangen itu sulit bahkan tidak bisa dibendung. Semakin dibendung justru rasa kangen itu makin menjadi – jadi. Hingga akhirnya aku putuskan untuk menuangkanya dalam artikel yang sederhana ini untuk mengurangi rasa kangenku ini.
Memang rasa kangen ini tidak salah, tetapi setiap aku ingin menghubunginya terlebih dahulu aku selalu ingat betapa dia tidak memperdulikanku hingga detik ini. Hal itulah yang membuatku tidak menghubunginya dan lebih memilih menuliskan perasaan rasa kangen ku pada artikel ini.
Aku sudah berusaha sebisa mungkin untuk memilikinya, Tetapi apa daya takdir berkata lain. Berusaha dan berdoa lalu untuk masalah hasil aku menyerahkan sepenuhnya kepada Allah sang pemilik langit dan bumi. Semoga hatiku ini dikuatkan untuk menerima apapun hasilnya. Memuaskan atau tidak pastilah itu yang terbaik untuk kehidupanku yang singkat ini.
Awal Pertemuan
Pertama kali aku bertemu denganya memang aku sedikit tertarik untuk mendekatinya. Lalu sedikit demi sedikit aku mendekatinya. Aku ingat sekali ketika itu aku bertemu di dermaga Katapang karena saat itu aku sedang berlibur. Entah takdir apa yang membuat aku dan dirinya bertemu di tempat tersebut. Yang pasti saat itu aku sudah tertarik dengan dirinya.
Akupun berkenalan denganya disana, Dia pun meresponya dengan sangat positif. Perlahan tapi pasti saya mulai mengobrol denganya mengenai hal – hal yang bersifat pribadi. Seperti tempat tinggal, pekerjaan, dan keluarga. Tentu sebagai seorang laki – laki aku lebih banyak mendengarkan ocehanya. Bagi laki – laki semakin sedikit berbicara maka akan semakin baik.
Dipertemukanya aku dengan wanita tersebut ketika akan liburan adalah suatu anugrah. Aku berlibur denganya selama 2 hari, Waktu yang singkat itu aku pergunakan dengan sebaik mungkin. Karena ternyata aku denganya memiliki tempat tinggal yang berjauhan bahkan berbeda pulau. Aku dipulau jawa sedangkan dia dipulau Sumatra.
Timbul Perasaan Cinta
Setelah pulang berlibur aku tetap menjalin hubungan denganya melalui telfon dan chat. Kami saling bertukar kabar dan lama kelamaan aku memiliki rasa yang bisa dibilang berbeda dari sebelumnya. Dia membuatku nyaman, Aku mengobrol denganya seperti layaknya orang yang sedang pacarana. Karena aku memiliki masa lalu yang pahit ketika pacarana jadi pada saat itu aku memutuskan untuk melamarnya.
Akupun memberanikan diriku untuk melamar wanita tersebut. Dan setelah aku melamarnya dia pun kaget dan berkata “Abang serius bang ? Kita Jauh lho bang”. Apapun jawabanya entah itu ditolak ataupun diterima aku jelas tidak mau mengulang masa lalu. Aku bertanya perasaanya kepada diriku. Dia pun berkata “Aku juga punya prasaan si sama abang. Tapi aku gak nyangka kalo abang bakalan seserius ini ke aku”.
Setelah panjang lebar dia pun berkata “aku pikir – pikir dulu ya bang”. Setelah itu hubungan kita menjadi rumit karena memang masalahnya tidak sesimpel yang aku ceritakan pada artikel ini. intinya lamaranku ditolak olehnya karena menurutnya aku dan dia memiliki jarak yang teramat jauh.
Memang rasa kangen ini tidak salah, tetapi setiap aku ingin menghubunginya terlebih dahulu aku selalu ingat betapa dia tidak memperdulikanku hingga detik ini. Hal itulah yang membuatku tidak menghubunginya dan lebih memilih menuliskan perasaan rasa kangen ku pada artikel ini.
Aku sudah berusaha sebisa mungkin untuk memilikinya, Tetapi apa daya takdir berkata lain. Berusaha dan berdoa lalu untuk masalah hasil aku menyerahkan sepenuhnya kepada Allah sang pemilik langit dan bumi. Semoga hatiku ini dikuatkan untuk menerima apapun hasilnya. Memuaskan atau tidak pastilah itu yang terbaik untuk kehidupanku yang singkat ini.
Awal Pertemuan
Pertama kali aku bertemu denganya memang aku sedikit tertarik untuk mendekatinya. Lalu sedikit demi sedikit aku mendekatinya. Aku ingat sekali ketika itu aku bertemu di dermaga Katapang karena saat itu aku sedang berlibur. Entah takdir apa yang membuat aku dan dirinya bertemu di tempat tersebut. Yang pasti saat itu aku sudah tertarik dengan dirinya.
Akupun berkenalan denganya disana, Dia pun meresponya dengan sangat positif. Perlahan tapi pasti saya mulai mengobrol denganya mengenai hal – hal yang bersifat pribadi. Seperti tempat tinggal, pekerjaan, dan keluarga. Tentu sebagai seorang laki – laki aku lebih banyak mendengarkan ocehanya. Bagi laki – laki semakin sedikit berbicara maka akan semakin baik.
Dipertemukanya aku dengan wanita tersebut ketika akan liburan adalah suatu anugrah. Aku berlibur denganya selama 2 hari, Waktu yang singkat itu aku pergunakan dengan sebaik mungkin. Karena ternyata aku denganya memiliki tempat tinggal yang berjauhan bahkan berbeda pulau. Aku dipulau jawa sedangkan dia dipulau Sumatra.
Timbul Perasaan Cinta
Setelah pulang berlibur aku tetap menjalin hubungan denganya melalui telfon dan chat. Kami saling bertukar kabar dan lama kelamaan aku memiliki rasa yang bisa dibilang berbeda dari sebelumnya. Dia membuatku nyaman, Aku mengobrol denganya seperti layaknya orang yang sedang pacarana. Karena aku memiliki masa lalu yang pahit ketika pacarana jadi pada saat itu aku memutuskan untuk melamarnya.
Akupun memberanikan diriku untuk melamar wanita tersebut. Dan setelah aku melamarnya dia pun kaget dan berkata “Abang serius bang ? Kita Jauh lho bang”. Apapun jawabanya entah itu ditolak ataupun diterima aku jelas tidak mau mengulang masa lalu. Aku bertanya perasaanya kepada diriku. Dia pun berkata “Aku juga punya prasaan si sama abang. Tapi aku gak nyangka kalo abang bakalan seserius ini ke aku”.
Setelah panjang lebar dia pun berkata “aku pikir – pikir dulu ya bang”. Setelah itu hubungan kita menjadi rumit karena memang masalahnya tidak sesimpel yang aku ceritakan pada artikel ini. intinya lamaranku ditolak olehnya karena menurutnya aku dan dia memiliki jarak yang teramat jauh.
Comments
Post a Comment